thisberita - Pengamat politik Center for Strategic and International Studies (CSIS) James Kristiadi menilai penentuan kursi calon wakil presiden di koalisi pendukung Presiden Joko Widodo tidak akan berlangsung dengan sengit. Sebab, kata dia, parpol koalisi Jokowi mampu mendiskusikan hal tersebut secara proporsional. Justru ia melihat persaingan sengit perebutan cawapres terjadi di koalisi pendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
"Begini, kalau di dalam koalisi Jokowi, menurut saya tidak (sengit). Tapi di luar itu (koalisi pendukung Jokowi) yang ribut, di luar koalisi. Ribut dalam artian memang belum ketemu (kesepakatan), dan masing-masing mereka merasa paling pantes buat dipilih," ujar James usai menghadiri diskusi di gedung DPP Nasdem, Jakarta, Selasa (8/5/2018).
James mencontohkan, di lingkaran koalisi Gerindra, masing-masing pihak mengajukan siapa yang paling pantas untuk menjadi wakil pendamping Prabowo. Sementara, di koalisi Jokowi, setiap parpol pendukung telah menyepakati bahwa cawapres akan dibahas bersama oleh semua partai pendukung. "Dan saya kira platformnya sudah disetujui adalah tokoh muslim yang memiliki wibawa untuk bisa merangkul semua rakyat Indonesia, tidak membedakan suku agama dan ras dari Sabang sampai Merauke," kata dia.
Ia juga memandang bahwa Jokowi tak memiliki ruang gerak yang luwes dalam menentukan pendampingnya sendirian. Sebab, ruang gerak Jokowi akan ditentukan oleh sikap dan kesepakatan dari partai-partai pendukung. Koalisi Jokowi, kata James, menginginkan Jokowi berpasangan dengan calon yang sekiranya mampu mewakili masyarakat secara keseluruhan. "Enggak bisa, keluwesan akan bergantung bagaimana ramuan dari partai pendukung untuk bisa ketemu dan kompromi. Tapi dia, tidak bisa menentukan secara mandiri sendiri, karena dia akan jadi presidennya orang banyak," kata dia.
Di sisi lain, pendukung Jokowi juga berhak untuk mengusulkan siapapun yang akan dicalonkan. Ia memperkirakan dengan kriteria yang sudah jelas, maka koalisi Jokowi akan lebih mudah menemukan calon pendamping yang layak. "Tapi menurut saya kriteria sudah jelas, itu akan lebih mudah," kata dia.
Saat ditanya akan potensi Muhaimin Iskandar, James melihat Muhaimin berhak mencalonkan diri sebagai cawapres. Namun demikian, ia mengingatkan pilihan akan diputuskan berdasarkan kesepakatan partai pendukung nanti.